Hai #SahabatRotary, tulisan ini khusus di buat untuk #SahabatRotary dalam bisnis menjanjikan

Apakah Anda merasa bosan menjadi pegawai dan ingin merintis bisnis sendiri ? Tunggu apalagi, wujudkan niat tersebut. Peluang bisnis memang sangat besar bagi Anda yang ingin merintis usaha yang maju dan berkembang namun apakah Anda tau apa saja peluang bisnis yang menjanjikan di kalangan otomotif ? Bagi beberapa orang bisnis sangatlah sulit dan ngga tau bisnis apa yang menjanjikan bagi kalangan pemula yang ingin terjun di dunia bisnis.

Setiap pebisnis ingin agar bisnisnya lancar dan berkembang tetapi bagaimana sih caranya mendapatkan atau memilih bisnis otomotif yang sangat menjanjikan ? Ada beberapa bisnis otomotif yang sangat menjanjikan bagi pebisnis pemula yang ingin terjun di dunia tersebut.

Keuntungan bisnis jasa otomotif menggiurkan karena …

1. Pangsa pasarnya sangat luas. Jumlah pemilik kendaraan bermotor roda 4 di Indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah. Peningkatan ini bukan hanya terjadi di kota besar saja. Bahkan, di daerah terpencil pun orang-orang berlomba memiliki mobil.
2. Faktor gengsi menyebabkan orang membeli mobil terbaru untuk menunjukkan gengsi di mata masyarakat. Tidak jarang orang kaya punya banyak mobil mahal hanya untuk pamer saja.
3. Bakal muncul model baru tiap tahunnya yang bikin pengen dibeli dan menambah status mobil baru. Gengsi masyarakat seperti yang telah disebut di point ke-2 buat orang panas hati untuk menukar kendaraan lama dengan kendaraan terbaru.
4. Kemudahan untuk memiliki kendaraan bermotor. Banyak sekali jasa keuangan yang memberikan persyaratan dan DP kecil bagi yang ingin membeli mobil secara kredit. Dengan uang muka Rp 5 juta saja orang bisa membawa pulang mobil baru buat gengsi.

Apa Itu Bisnis Jasa ?

Proses atas serangkaian aktivitas intangible (tak berwujud) yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya nyata atau barang jadi dan atau sistem penyediaan berupa jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah bagi pelanggan”. Interaksi kepada penyedia jasa dan pelanggan sering terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, memungkinkan ada situasi  yang dimana pelanggan atau konsumen sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.

Faktor utama tadi berdampak pada kebutuhan di bidang otomotif semakin naik. Seperti umumnya prinsip dasar ekonomi, dimana ada banyak permintaan maka di situ ada peluang penawaran.

Bisnis jasa atau service business merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi beberapa orang yang menggeluti profesi tersebut. Bisnis jasa merupakan jenis kegiatan ekonomi yang dapat berupa menjual jasa dan keahlian yang dimiliki, misalnya pengacara (bantuan hukum), arsitek (jasa desain bangunan), biro iklan, kantor akuntan, biro administrasi, servis komputer, mesin fotokopi, pengiriman logistik, kantor konsultan dan lain-lain. Selain berpeluang sebagai bisnis yang menjanjikan, banyak juga risiko yang dapat dialami pebisnis jasa termasuk pebisnis jasa di bidang otomotif.

Apa Itu Risiko Bisnis Jasa ?

Risiko telah dikenal dalam bisnis. Namun, dapat disimpulkan bahwa konsep risiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada masa yang akan datang. Risiko dapat diterjemahkan sebagai adanya konsekuensi yang muncul sebagai dampak adanya ketidakpastian sehingga memunculkan dampak yang merugikan bagi pengusaha. Sebaliknya, bila konsekuensi yang memunculkan dampak ini dianggap menguntungkan, maka hal tersebut tidak disebut sebagai risiko. Akibat positif ini lebih dianggap sebagai laba yang diharapkan.

Risiko seperti ini pada dasarnya memang selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja, intensitasnya akan meningkat ketika Anda melakuin kegiatan bisnis. Apalagi, ketika menginginkan keuntungan atau hasil yang besar, maka risiko yang harus dihadapi juga akan semakin besar. Kondisi seperti ini dikenal sebagai high risk high return.

Motivasi Mengambil Risiko

Selain risiko cenderung memberikan dampak yang dapat merugikan bagi perusahaan, tetapi risiko ini pun tetap harus diambil oleh para pebisnis. Ada hal yang beralasan untuk mendorong seseorang ingin mengambil risiko ini. Pengembalian yang sepadan dengan pengorbanan yang dikeluarkannya terlebih dahulu.

Seorang wirausahawan dapat melakukan proses kegiatan yang berisiko dengan motivasi mendapatkan laba, maka biasanya ia akan mengkalkulasi besarnya risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, ia akan menetapkan target keuntungan yang diinginkan berdasarkan pada kalkulasi tersebut.

Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai uang untuk diinvestasikan, ia dapat memilih diantara banyak pilihan. Pilihan pertama yaitu menabung di bank dengan mendapatkan bunga sebesar 5% tiap bulan secara pasti. Pilihan yang kedua, yaitu menginvestasikannya untuk bisnis kuliner dengan potensi keuntungan hingga 300%. Tetapi, meskipun pada pilihan kedua terdapat potensi yang sangat menguntungkan, terdapat juga risiko yang besar.

Meskipun itu, alasan seseorang yang ingin mengambil risiko juga bisa karena faktor keterpaksaan bagi pebisnis. Dalam hal ini, seorang pebisnis mengambil risiko karena situasi dan kondisinya sangat mendesak sekali.

Kondisi yang mendesak ini membuat seseorang tidak terlalu menghiraukan risiko yang harus dihadapi. Ia juga tidak memiliki banyak waktu untuk menghitung besarnya risiko-risiko yang dihadapi tersebut meskipun ia tahu risiko apa yang akan ia hadapi.

Jenis-Jenis Risiko Bisnis

1. Risiko Strategik

Risiko ini bermaksud untuk menyimpulkan sebagai risiko atau ketidakpastian yang diakibatkan dari kurangnya kesiapan strategi dalam menjalankan bisnis. Anda banyak melihat bisnis yang kini berkibar sukses di penjuru dunia, namun seringkali Anda tidak tahu betapa beratnya masa-masa yang mereka hadapi ketika membangun sebuah bisnis. Sebagai contoh, bisnis Aqua yang dulu tidak diterima pasar dikarenakan bisnisnya hanya menjual air mineral dalam kemasan. Namun sekarang siapa yang tidak kenal perusahaan tersebut?

Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan secara matang. Anda juga harus mengetahui beberapa strategi kalau ada pesaing yang mengancam usaha Anda. Contohnya perusahaan ponsel A yang sempat terkenal di segala penjuru. Setelah kedatangan sistem operasi terbaru, bisnis ponsel A tidak memakai sistem operasi terbaru tersebut sehingga terjadi kerugian yang besar pada perusahaan tersebut karena pasar sedang sangat berminat pada sistem operasi terbaru tersebut.

2. Risiko Operasional

Risiko operasional lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang sangat tidak diharapkan dan biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam perusahaan. Kegagalan ini dapat berupa kegagalan teknis, seperti faktor server yang sudah error,  faktor manusia (karyawan) maupun faktor kegiatan operasional perusahaan.

Ada beberapa masalah, risiko operasional biasanya memiliki lebih dari satu penyebab. Sebagai contoh, salah satu karyawan Anda yang salah menulis angka dalam sebuah cek atau pembukuan keuangan perusahaan. Angka yang ditulis seharusnya Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Akan tetapi, tertulis sebesar Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).  Maka hal itu akan dapat menyebabkan kerugian, terlebih kalau hal tersebut sering terjadi.

Ada risiko yang mungkin akan terjadi di luar kendali seperti bencana alam, kebakaran perusahaan, pemutusan daya atau masalah dengan website hosting. Apapun yang dapat mengganggu operasi utama perusahaan maka hal itu dikategorikan dalam risiko operasional.

Masalah ini terlihat lebih kecil kalau dibandingkan risiko strategik yang dapat membawa dampak kerugian lebih besar yaitu kebangkrutan. Namun, risiko operasional juga tetap dapat memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Bukan hanya  menimbulkan biaya tambahan untuk perbaikan masalah. Namun, isu kegagalan operasional juga dapat memengaruhi nilai pelanggan seperti pesanan pelanggan yang tidak terkirim.

AC mobil mu sudah dingin, nyaman, dan sehat?

Yakin sudah bebas dari bakteri / virus?

sudah atau belum tahu, silahkan klik disini untuk kita bantu.

Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.